Evaluasi Keamanan Obat Antihipertensi Ace Inhibitor dan Calcium Channel Blocker di Pasien Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari Januari - Agustus 2006

Rachmawati, Astri (2020) Evaluasi Keamanan Obat Antihipertensi Ace Inhibitor dan Calcium Channel Blocker di Pasien Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari Januari - Agustus 2006. Prosiding Diseminasi Hasil Penelitian Dosen Program Studi Keperawatan dan Farmasi Volume 2 Nomor 2 Bulan September Tahun 2020, 2 (2). ISSN 2338 - 4514

[img] Text
Artikel 4 Pages from Prosiding Vol 2 No 2 Sept 2020.pdf

Download (85kB)

Abstract

Belakangan ini, peresepan antihipertensi ACE inhibitor dan antagonis saluran kalsium untuk pasien hipertensi dengan penyakit penyerta tertentu cukup tinggi. Kondisi ini membuat profesi kesehatan khususnya dokter dan apoteker harus benar-benar mempertimbangkan pemilihan obat berdasarkan manfaat, keamanan, biaya dan mutu obat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi keamanan obat antihipertensi khususnya ACE inhibitor dan calcium channel blocker pada pasien rawat jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Agustus tahun 2006 dilihat dari kontraindikasi diagnosis penyakit penyerta dan interaksi obat secara teoritis (potensial ). Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan desain deskriptif evaluatif. Data dikumpulkan secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah kartu rekam medis sebanyak 70 pasien. Metode pengambilan sampel dengan nonrandom purposive sampling. Evaluasi keamanan penggunaan ACE inhibitor dan antagonis saluran kalsium antihipertensi dengan membandingkan dengan standar yang direkomendasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi yang perlu lebih diprioritaskan untuk dicegah dan diobati adalah interaksi dengan taraf signifikansi 2, yaitu sebesar 1 kasus (3,23%) yaitu interaksi antara nifedipin dengan ranitidin. Terdapat 16,67% kasus penggunaan antihipertensi yang dikontraindikasikan pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta gagal jantung; 42,86% kasus penggunaan antihipertensi dikontraindikasikan untuk pasien hipertensi dengan penyakit penyerta diabetes mellitus, dan 66,67% kejadian antihipertensi dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit penyerta hiperurikemi. Insiden potensi interaksi obat dengan tingkat signifikansi tinggi (Level 2) relatif rendah di antara pasien hipertensi dan insiden kontraindikasi antihipertensi relatif tinggi pada pasien dengan komorbiditas hiperurikemi.

Item Type: Article
Subjects: Pharmacy
Divisions: LPPM > Prosiding
Depositing User: Administrator Eprints
Date Deposited: 10 Jan 2022 02:52
Last Modified: 10 Jan 2022 02:52
URI: http://eprints.stikes-notokusumo.ac.id/id/eprint/57

Actions (login required)

View Item View Item